Dari ruang lingkupnya, ekonomi
dibagi menjadi dua yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro. Kali ini saya akan
membahas tentang ekonomi makro. Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah ilmu
tentang ekonomi secara keseluruhan. Ekonomi makro mejelaskan perubahan ekonomi
yang mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk mempenagruhi target
kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga
kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Permasalahan-permasalahan yang
ada di ekonomi makro yaitu :
1.
Kemiskinan dan pemerataan
2.
Krisis nilai tukar
3.
Hutang luar neger
4.
Perbankan, kredit macet
5.
Inflasi
6.
Pertumbuhan ekonomi
7.
Pengangguran
Berikut
ini adalah 3 variabel dalam ekonomi makro di Indonesia :
1.
Nilai tukar rupiah
2.
Tingkat suku bunga
3.
Inflasi
Ketiga variable tersebut mempengaruhi
antara lain konsumsi privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, dan juga
investasi.
Tiga
variable di atas merupakan menjadi ukuran bagi permintaan agregat. Semakin baik
atau tidaknya permintaan agregat itu tergantung kepada semakin baik atau
tidaknya tiga variable di atas. Agar perekonomian Indonesia dapat berkembang
sesuai harapan masyarakat dan pemerintah maka penanganan harus dilakukan secara
seimbang. Hal ini dikarenakan selain permintaan agregat ada juga penawaran
agregat yang meliputi pasar tenaga kerja dan teknologi atau yang kita kenal
dengan IPTEK.
Selanjutnya
saya akan menjelaskan mengenai pengaruh variable makro terhadap pertumbuhan
ekonomi.
1.
Investasi
Pengertian
investasi berdasarkan teori ekonomi yaitu pembelian (dan produksi) dari modal
barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan dating (barang
produksi). Investasi merupakan bentuk penanaman modal yang biasanya besar untuk
jangka waktu lebih dari satu periode atau jangka panjang. Investor bisa berasal
dari luar dan dalam negeri. Hasil investasi dapat menambah pendapatan Negara,
khususnya investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia dapat menambah
pendapatan nasional Indonesia.
2.
Pendapatan nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu Negara dari penyerahaan factor-faktor produksi dalam
suatu periode. Berikut adalah konsep dari pendapatan nasional :
a.
Produk domestic bruto (GDP)
b.
Produk nasional bruto (GNP)
c.
Pendapatan nasional netto (NNI)
d.
Pendapatan perseorangan (PI)
e.
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
3.
Kesempatan kerja
Kesempatan
kerja adalah memanfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan
jasa. Kebutuhan akan tenaga kerja pun dapat disebut juga sebagai kesempatan
kerja. Semakin meningkatnya pembangunan maka semakin besar juga kesempatan
kerja yang tersedia. Sebaliknya semakin bertambahnya jumlah penduduk, semakin
besar juga kebutuhan akan lowongan kerja.
4.
Ekspor impor
Ekspor
adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke luar negeri baik oleh perseorangan
maupun badan hukum. Sedangkan impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa
dari luar negeri. Kegiatan ekspor-impor sangat berpengaruh terhadap tingkat
perekonomian yang ada. Bila ekspor lebih tinggi daripada impor berarti SDA yang
dimiliki di dalam negeri dalam kualitas dan kuantitas yang baik, maka ini
sangat menguntungkan bagi negeri ini. Sebaliknya bila impor lebih besar dari
pada ekspor maka ini menunjukkan bahwa SDA dalam negeri tidak memenuhi
kebutuhan dalam negeri itu sendiri. Ini sangat merugikan Negara. Maka ekspor
impor di suatu Negara harus diperhatikan bersama.
5.
Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran
pemerintah adalah anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk keperluan Negara dan
keperluan daerah. APBN dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Pengeluaran untuk belanja
b.
Pengeluaran untuk pembiayaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi
makro di Indonesia, yaitu :
·
Eksternal
- Harga
minyak mentah internasional relatif stabil
- Perekonomian
global diperkirakan akan tumbuh pada level yang moderat
- Proses
pemulihan terhadap perekonomian global.
·
Internal
- Hutang
terhadap PBB yang terus mengalami penurunan.
- Optimalisasi
terhadap anggaran belanja negara.
- Meningkatkan
kualitas pembangunan infrastruktur.
- Fiscal
Sustainability tetap terdukung dengan terkendalinya konsolidasi fiskal.
- Terkendalinya
penerapan target inflasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar